Jumat, 31 Oktober 2008

Bahaya Merokok

kategori Kimia Lingkungan
Rokok, Laboratorium Reaksi Kimia Berbahaya
Oleh Sinly Evan Putra
Mahasiswa Kimia FMIPA Universitas Lampung

Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru-paru mereka.

Kebiasaan merokok telah menjadi budaya diberbagai bangsa di belahan dunia. Mayoritas perokok diseluruh dunia ini, 47 persen adalah populasi pria sedangkan 12 persen adalah populasi wanita dengan berbagai kategori umur. Latar belakang merokok beraneka ragam, di kalangan remaja dan dewasa pria adalah faktor gengsi dan agar disebut jagoan, malahan ada salah satu pepatah menarik yang digunakan sebagai pembenar atas kebiasaan merokok yaitu `ada ayam jago diatas genteng, ngga merokok ngga ganteng`. Sedangkan kalangan orang tua, stres dan karena ketagihan adalah faktor penyebab keinginan untuk merokok.

Berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok diatas biasanya kalah seandainya beradu argumen dengan pakar yang ahli tentang potensi berbahaya atas apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Harus diakui banyak perokok yang mengatakan bahwa merokok itu tidak enak tetapi dari sekian banyak pamflet, selebaran, kampanye anti rokok, sampai ke bungkus rokoknya diberi peringatan akan bahaya kesehatan dari rokok, tetap tak bisa mengubris secara massal berkurangnya kebiasaan merokok dan jumlah perokok

Tulisan ini mungkin sama nasibnya dengan kumpulan aksi anti rokok yang didengungkan seperti diatas, tetapi saya mencoba membahasnya dari sudut kimia sesuai dengan literatur yang dipunyai, dengan harapan pembaca situs ini yang mayoritas dari jurusan kimia akan lebih mudah memahami ketimbang saya membahas dari sudut kesehatan, lingkungan atau industri. Sehingga mudah-mudahan setelah membaca artikel ini.setidaknya ada beberapa orang dapat berhenti merokok.

Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)

Proses pembakaran rokok tidaklah berbeda dengan proses pembakaran bahan-bahan padat lainnya. Rokok yang terbuat dari daun tembakau kering, kertas dan zat perasa, dapat dibentuk dari unsur Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dan Sulfur (S) serta unsur-unsur lain yang berjumlah kecil. Rokok secara keseluruhan dapat diformulasikan secara kimia yaitu sebagai (CvHwOtNySzSi).

Dua reaksi yang mungkin terjadi dalam proses merokok

Pertama adalah reaksi rokok dengan oksigen membentuk senyawa-senyawa seperti CO2, H2O, NOx, SOx, dan CO. Reaksi ini disebut reaksi pembakaran yang terjadi pada temperatur tinggi yaitu diatas 800oC. Reaksi ini terjadi pada bagian ujung atau permukaan rokok yang kontak dengan udara.

CvHwOtNySzSi + O2 -> CO2+ NOx+ H2O + SOx + SiO2 (abu) ((pada suhu 800oC))

reaksi pembakaran rokok

Reaksi yang kedua adalah reaksi pemecahan struktur kimia rokok menjadi senyawa kimia lainnya. Reaksi ini terjadi akibat pemanasan dan ketiadaan oksigen. Reaksi ini lebih dikenal dengan pirolisa. Pirolisa berlangsung pada temperatur yang lebih rendah dari 800oC. Sehingga rentang terjadinya pirolisa pada bagian dalam rokok berada pada area temperatur 400-800oC. Ciri khas reaksi ini adalah menghasilkan ribuan senyawa kimia yang strukturnya komplek.

CvHwOtNySzSi -> 3000-an senyawa kimia lainnya + panas produk ((pada suhu 400-800oC))
reaksi pirolisa

Walaupun reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok, tetapi banyak senyawa yang dihasilkan tergolong pada senyawa kimia yang beracun yang mempunyai kemampuan berdifusi dalam darah. Proses difusi akan berlangsung terus selagi terdapat perbedaan konsentrasi. Tidak perlu disangkal lagi bahwa titik bahaya merokok ada pada pirolisa rokok. Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar bila produk melewati temperatur yang tinggi dan cukup akan Oksigen. Hal ini tidak terjadi dalam proses merokok karena proses hirup dan gas produk pada area temperatur 400-800oC langsung mengalir kearah mulut yang bertemperatur sekitar 37oC.

Rokok dan proses penguapan uap air dan nikotin

Selain reaksi kimia, juga terjadi proses penguapan uap air dan nikotin yang berlangsung pada temperatur antara 100-400oC. Nikotin yang menguap pada daerah temperatur di atas tidak dapat kesempatan untuk melalui temperatur tinggi dan tidak melalui proses pembakaran. Terkondensasinya uap nikotin dalam gas tergantung pada temperatur, konsentrasi uap nikotin dalam gas dan geometri saluran yang dilewati gas.

Pada temperatur dibawah 100oC nikotin sudah mengkondensasi, jadi sebenarnya sebelum gas memasuki mulut, kondensasi nikotin telah terjadi. Berdasarkan keseimbangan, tidak semua nikotin dalam gas terkondensasi sebelum memasuki mulut sehingga nantinya gas yang masuk dalam paru-paru masih mengandung nikotin. Sesampai di paru-paru, nikotin akan mengalami keseimbangan baru, dan akan terjadi kondensasi lagi.

Jadi, ditinjau secara proses pembakaran, proses merokok tidak ada bedanya dengan proses pembakaran kayu di dapur, proses pembakaran minyak tanah di kompor, proses pembakakaran batubara di industri semen, proses pembakaran gas alam di industri pemanas baja dan segala proses pembakaran yang melibatkan bahan bakar dan oksigen. Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru- paru mereka.

Jumlah kematian dan klaim perokok Menurut penelitian Organisasi Kesehatan dunia (WHO), setiap satu jam, tembakau rokok membunuh 560 orang diseluruh dunia. Kalau dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta kematian didunia yang disebabkan oleh tembakau rokok. Kematian tersebut tidak terlepas dari 3800 zat kimia, yang sebagian besar merupakan racun dan karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu juga asap dari rokok memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau bahan bakar lainnya yang merupakan penyebab langsung mutasi gen. Hal ini berbanding terbalik dengan sifat output rokok sendiri terhadap manusia yang bersifat abstrak serta berbeda dengan makanan dan minuman yang bersifat nyata dalam tubuh dan dapat diukur secara kuantitatif.

Selain mengklaim mendapatkan kenikmatan dari output rokok, perokok juga mengklaim bahwa rokok dapat meningkatan ketekunan bekerja, meningkatkan produktivitas dan lain-lain. Tetapi klaim ini sulit untuk dibuktikan karena adanya nilai abstrak yang terlibat dalam output merokok. Para ahli malah memperkirakan bahwa rokok tidak ada hubunganya dengan klaim-klaim di atas. Malah terjadi sebaliknya, menurunnya produktiviats seseorang karena merokok akibat terbaginya waktu bekerja dan merokok. Selain itu berdasarkan penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok dapat menurunkan IQ. (dari pelbagai sumber)






Kamis, 30 Oktober 2008

Sepak Bola Modern


Manakah yang lebih mengesankan menurut kamu, menonton sepakbola gaya latin atau permainan ala Eropa? Menyaksikan seniman-seniman sepakbola dari Amerika Latin yang memainkan si kulit bundar, atau permainan bertenaga kesebelasan dari benua Afrika atau permainan kolektif dan disiplin kesebelasan-kesebelasan Eropa..?

1. Total Football

Jack Reynold adalah manager Ajax pada tahun 1915-1925,1928-1940,1945-1947 dikenal juga sebagai pelopor total football. Rinus Michels, pemain yang bermain dibawah masa kepelatihan Jack Reynold dan kemudian menjadi manager pada tahun 1970, memperbaharui konsep total football. Total Football sebuah sistem dalam sepakbola yang mengandalkan permainan kolektivitas tim, baik dalam menyerang dan bertahan. Pemain dituntut utk memiliki skill & inteligensia yang tinggi dalam menerapkan sistem ini. Pemain tidak memiliki posisi yang tetap dalam sistem ini. Dengan filosofi paten pertahanan yang paling baik adalah menyerang, tim yang menganut Total Football tentu membutuhkan pemain yang sanggup beroperasi dimana-mana. Didukung dengan rotasi pemain yang mengalir lancar, serangan bergelombang yang dihasilkan akan selalu selalu mendatangkan mimpi buruk bagi musuh.

Tetapi Total Football tidak dapat diterapkan kedalam tim yang pemainnya tidak memiliki kemampuan diatas rata-rata. Rinus pernah mengatakan bahwa beliau membutuhkan 5 atau 6 Cruyff utk menyempurnakan sistem ini.

Terus apa guna nya sebuah sistem yang hebat jika sangat sulit diterapkan kedalam sebuah tim..? Memang benar Rinus berhasil membawa Belanda menjuarai Europe Cup tahun 88, tapi hanya cukup sampai itu aja...gak ada yang lainnya.

Apakah sudah cukup dengan permainan yang menghibur saja? jika memandang sepak bola hanya sebagai hiburan belaka, mungkin sistem ini akan sangat menghibur..


2. Catenaccio


Sebuah sistem dalam sepakbola yang menekankan pada pertahanan, yang mengutamakan pada pengorganisasian pertahanan. Helenio Herrera yang memperkenalkan sistem Catenaccio pada saat memegang Inter pada tahun 1960. Inovasi dari sitem ini kemudian memperkenalkan seorang diposisi Libero atau Sweeper. Fungsi seorang libero disini utk mencover kehilangan bola, menghadang striker dan melakukan double marking jika diperlukan.

Konsep permainan dengan pertahanan gerendel ini akan lebih sering berlama-lama menahan bola. Dengan sabar menunggu celah di pihak lawan dan tiba-tiba menusuk tajam dengan umpan-umpan terobosan begitu ada kesempatan. Model permainan seperti ini mengharuskan peran vital gelandang-gelandang hebat dan seorang pengatur serangan atau play maker atau Fantasista.

Walaupun sistem ini mungkin akan membosankan utk disaksikan, tetapi banyak tim yang berhasil menggunakan sistem ini.


3. Kick & Rush

Permainan cepat ala Inggris ini, memadukan kekuatan fisik dan kecepatan disektor sayap. Gaya kick and Rush murni hanya berpatokan pada 2 hal, kecepatan dan fisik, sehingga penganut aliran ini pasti akan menempatkan orang-orang terbaik di sektor sayap. Dengan kombinasi umpan-umpan silang, sayap-sayap inilah yang akan mengobrak-abrik jantung pertahanan lawan.

4. Jogo Bonito

Lain halnya lagi dengan Goyang Samba ala Jogo Bonitonya Brasil, Tanggo di Argentina dan negara serumpun lain di Amerika Latin. Gaya permainan yang nampak indah di mata ini sangat menuntut teknik individual para pemain dalam mengolah bola. Kaki yang lincah dan skill individu yang diatas rata-rata digunakan untuk melewati hadangan pemain lawan satu per satu dan akhirnya menyarangkan si kulit bundar itu ke gawang lawan. Apakah demikian hebatnya sistem yang satu ini sehingga menghasilkan Brasil sebagai pemegang gelar terbanyak Piala Dunia?

Mungkin masih ada sistem atau gaya2 permainan lainnya...yang jadi pertanyaan adalah sistem manakah yang terbaik menurut bronsis semua?